Masuk Surga Berjamaah
Sebuah kaidah kehidupan penting dari seorang ilmuan pendahulu
kita. Bapak sosiologi dunia Ibnu Khaldun berkata “Al-Insaanu madaniyyun bith
thobi’i”. Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial. Tidak bisa
dipungkiri bahwa manusia adalah makhluk jamaah yang tidak bisa hidup
sendiri-sendiri. Harus ada tolong menolong dalam kehidupan. Antar sesama,
terlebih dalam hal kebaikan dan ketakwaan.
Bahkan jika kita perhatikan ternyata setiap hari seorang
muslim senantiasa membacanya. Dalam surat al-Fatihah. “Iyyaka na’budu wa
iyyaka nasta’in”. “Hanya kepada Engkaulah KAMI menyembah dan hanya
kepada Engkaulah KAMI minta pertolongan”. Subyek plural berupa kata “kami”
digunakan dalam ayat tersebut. Bukan kata tunggal “Aku”. Ini menunjukkan bahwa ibadah
akan lebih sempurna dengan dilakukan secara kolektif atau berjamaah. Bukan
berarti setiap ibadah harus dilakukan dengan kolektif dan bersama-sama. Namun
unsur kolektif dan kebersaan wajib ada dalam implementasi ibadah secara umum.
Dari sinilah ibadah-ibadah seperti shalat jamaah muncul.
Mulai dari shalat lima waktu, shalat jumat, shalat ied, haji dan umrah, puasa
ramadhan dan masih banyak contoh lainnya. Bukan hanya ibadah ritual yang pokok
seperti contoh di atas ada juga contoh lain seperti berumah tangga. Bisakan
rumah tangga sendirian? Tentu tidak bisa. Harus dengan berjamaah. Ada banyak
ibadah yang belum sempurna bila dikerjakan oleh seseorang yang masih single.
Sehingga tidak salah bila ada ulama yang mengatakan “ibadah seorang pemuda
itu tidak sempurna hingga ia menikah”.
Lalu kapan kamu menikah?
Shalih sendiri saja itu tidak cukup !
Seorang yang shalih maknanya adalah baik untuk dirinya
sendiri. Sedangkan seorang manusia pada dasarnya harus berinteraksi dengan
orang lain. Bagaimana mungkin seseorang bisa baik sendiri tanpa mengajak orang
lain menjadi baik?. Seorang muslim dituntut untuk berbuat amal ma’ruf dan nahi
mungkar. Berbuat amal kebajikan dan mencegah dari yang mungkar. Oleh karena itu
seorang yang shalih harus juga muslih. Makna muslih itu shalih li nafsih wa
ghairihi. Yaitu menjadi pelopor kebaikan, mengajak berbuat baik. Baik untuk
dirinya dan orang lain.
Perintah berjamaah !
Salah satu kelebihan jamaah adalah adanya kekompakan dan
persatuan. Dengan berjamaah sesorang akan lebih mudah terkontrol. Lebih selamat
dan semangat menjalani hidup. Tidak mudah tersesat dengan arus global yang
semakin menyesatkan alam manusia ini. Karena serigala tidak akan memangsa rusa
yang berjamaah. Serigala hanya akan memangsa mereka yang sendirian atau terpinggir.
Dia akan mencerai beraikan mangsanya terlebih dahulu sebelum memangsanya secara
sadis.
Bila seseorang ikut berjamaah atau bersama-sama maka
pintu-pintu kebaikan akan lebih mudah dilaksanakan. Pertumbuhan ekonomi dan
ta’lim-ta’lim akan berkembang. Sehingga kebaikan akan mudah diterima. Lebih
mudah diarahkan dalam kebaikan. Semoga bisa terwujud impian kita bersama “masuk
surga berjamaah”. Aamiin.
Post a Comment for "Masuk Surga Berjamaah"