Jangan Semangat Menulis Hangat-hangat Tahi Ayam !
semnagat menulis hangat-hangat tahi ayam ! |
Saya
pernah membaca sebuah buku yang cukup fenomenal dan menurut saya cukup
berkesan. Ayat-ayat semesta judulnya. Karya masterpiece dari Agus Purwanto,
Dsc, seorang ahli fisika teori lulusan Hirosima University. Beliau menulis
dalam suatu baris dalam bukunya, bahwa seorang ilmuan yang tidak punya motivasi
yang ekstra maka dia bukanlah seorang ilmuan. Tetapi hanya Pseudoscientist.
Ilmuan seolah olah. Ilmuan semu. Anda tercengang? Kalau saya tidak.
Biasa saja.
Oke,
saya tidak akan membahas mengenai pesudo, lain kali saja.
Jika
kita membahas mengenai profesi penulis. Seorang penulis pemula biasanya akan
mempunyai semangat yang membuncah. Bahkan saking semangatnya justru cenderang agak
kelihatan lebay. Pasalnya semangat untuk menulis tak ubahnya kehangatan kotoran
ayam yang baru keluar dari dubur ayam. Masih fresh dan hangat. Namun setelah
beberapa saat, akan cepat dingin menyesuaikan dengan udara sekitar.
Maaf
kalau analogi ini agak aneh. Tapi saya rasa cukup pas dan masuk akal. Seorang
yang mengatakan dirinya penulis atau hobi menulis sudah selayaknya juga harus
hobi membaca. Kalau ada orang yang mengatakan hobi menulis namun tidak mau
membaca atau jarang sekali membaca maka bisa dipastikan dia bohong atau hanya
seolah-olah hobi menulis, seolah-olah seorang penulis. Pseudo-writer.
Ketika
seseorang yang mengatakan dirinya sebagai penulis, setelah beberapa hari,
beberapa minggu bahkan beberapa bulan begadang untuk melembur tulisannya. Setelah
selesai dan dikirim ke penerbit ternyata tidak ada penerbit yang mau menerima. Beberapa
saat kemudian pupuslah harapan dan hilang semangat menulis sama sekali. Pseudo-writer.
Tidak punya semangat, hanya semangat hangat-hangat tahi ayam.
Ketika
seseorang mengatakan dirinya sebagai penulis atau hobi menulis namun tidak
pernah menuliskan apa yang ada dibenaknya. Baik melalui pena, blog, website
atau sebuah karya buku lainnya. Maka jangan percaya dengan semangat seperti
itu. Itu hanya Pseudo. Jika benar ada keinginan untuk menulis maka menulislah
dengan rutin dan teratur. Mungkin setiap hari empat lembar HVS. Atau dengan
cara apapun yang penting menulis. Cara termudah bisa dengan menulisnya di blog
atau web.
Karena cara terbaik untuk belajar menulis adalah dengan menulis
Jika
ada seorang guru yang jarang membaca dan hanya sebatas pada ketrampilan yang
pas-pasan. Sekedar memenuhi beban tanggung jawab mengajar tanpa meng-update
pengetahuan terbaru dan meng-up grade ketrampilannya maka bolehlah juga
dikatakan pseudo-teacher. Seolah-olah guru, hanya guru semu.
Jadi
buat kamu-kamu yang merasa seperti itu, maka tersinggunglah sebelum tersinggung
itu dilarang. Bukan hanya tersinggung, tapi responlah tulisan ini dengan
tulisan juga sebagai bukti kamu bukan pseudo. (www.ziyad.web.id)
Post a Comment for "Jangan Semangat Menulis Hangat-hangat Tahi Ayam !"