Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Ilmu Falak: Kalender Masehi

KALENDER MASEHI

 1.    Dasar Perhitungan
Perhitungan kalender Masehi didasarkan kepada peredaran semu tahunan Matahari. Peredaran ini
Ilmu Falak
diakibatkan oleh adanya gerak rotasi bumi mengelilingi Matahari. Peredaran semu Matahari mulai dari suatu titik pangkal tertentu hingga kembali lagi ke titik pangkal itu disebut satu tahun. Untuk menentukan lama waktu dalam satu tahun tersebut tergantung kepada titik pangkal yang dipergunakan.
Dalam dunia astronomi dikenal ada dua (2) jenis tahun yang didasarkan kepada peredaran semu tahunan matahari, yaitu:
a.    Tahun Sideris
Dalam bahasa Arab tahun ini dikenal dengan istilah as-Sanah an-Nujumiy (sidereal Year, Inggris). Tahun sideris adalah periode revolusi bumi mengelilingi matahari satu putaran ellips penuh yang lamanya 365,25636 hari atau 365 hari 6 jam 9 menit 10 detik.
b.   Tahun Tropis
Dalam bahasa Arab tahun ini dikenal dengan istilah as-sanah asy-syamsiyah (tropical year, Inggris). Tahun tropis adalah periode revolusi bumi mengelilingi matahari relatif terhadap titik musim semi yang lamanya 365,242199 hari (365 hari 5 jam 48 menit 46 detik).
Dari dua jenis tahun di atas yang dijadikan dasar perhitungan kalender Masehi adalah tahun tropis. Kenapa satu tahun tropis lebih pendek daripada satu tahun siderik? Karena matahari menjalani peredaran semu tahunan pada ekliptika dengan arah negatif, sedangkan titik Aries menjalani ekliptika pada arah positif. Akibatnya periode yang diperlukan Matahari untuk bertemu dengan titik Aries lebih pendek daripada satu tahun siderik.   

2.    Kalender Yulian
Perhitungan kalender Masehi atau Miladi diciptakan oleh Numa Pompilius. Tahun pertama ditetapkan pada tahun berdirinya kerajaan Roma yaitu tahun 753 sebelum lahir Nabi Isa a.s.. Pada tahun 45 SM ternyata menurut hitungan itu sudah bulan Juni, tetapi kalau dilihat dari posisi Matahari pada waktu itu baru bulan Maret. Dengan demikian ada pelompatan selama 3 bulan.
Kemudian oleh Julius Caesar ± (100-44 SM) diperintahkan agar dirubah dan disesuaikan dengan posisi Matahari yang sebenarnya, yaitu dengan memotong penanggalan yang sedang berjalan sebanyak 90 hari (3 bulan) dan menetapkan sistem kalender baru.
Adapun ketentuan perhitungan kalender Yulian adalah sebagai berikut:
a.    Satu tahun ditetapkan rata-rata 365,25 hari atau 365 hari 6 jam.
b.    Untuk membulatkan angka 0,25 hari di atas, yakni dengan cara menjadikan setiap empat tahun ada satu tahun kabisat[1] dan tiga tahun basithah.[2]
c.    Satu tahun kabisat (leap year) berumur 366 hari dan satu tahun basithah (common year) berumur 365 hari.
d.   Penambahan satu hari dalam tahun kabisat dimasukkan ke dalam bulan Februari[3] dengan ketentuan untuk tahun basithah berumur 28 hari dan tahun kabisat berumur 29 hari.
e.    Satu daur/siklus ditetapkan selama empat (4) tahun yang berjumlah 1.461 hari.
f.     Permulaan tahun ditetapkan tanggal 1 januari dengan ketentuan urutan bulan dan umurnya sebagaimana tercantum dalam kalender masehi. (Januari: 31 hari, Februari: 28/29 hari Maret: 31 hari, April: 30 hari, Mei: 31 hari, Juni: 3 hari, Juli: 31 hari, Agustus: 31 hari, September: 30 hari, Oktober: 31 hari, November: 30 hari dan Desember: 31 hari).
g.    Titik permulaan musim bunga (Aries) pada saat ditetapkan kalender ini jatuh pada tanggal 25 Maret.
h.    Pada tahun 44 SM bulan kelima (Quintilis) dirubah namamnya menjadi “Juli” dan bulan keenam (Sextilis) menjadi “Agustus”.
i.      Untuk keperluan hari permulaan (1 Januari) tahun 45 SM, maka tahun 46 SM diperpanjang menjadi 445 hari. Tahun ini kemudian dikenal dengan istilah "The Last Years of Confusion".  
Kalender yang diciptakan oleh Julius Caesar ini kemudian dikenal dengan "Kalender Yulian". Kalender Yulian yang umurnya rata-rata 365,25 hari ini masih menimbulkan perbedaan dengan tahun tropis sebanyak 0,007801 hari (365,25- 365,242199), yakni 11 menit 14 detik setiap tahun.
Pada tahun 325 M sewaktu diadakan rapat Dewan Gereja (Konsili) di Nicaea perbedaan itu telah mencapai empat (4) hari. Titik permulaan "musim bunga" yang semula jatuh pada tanggal 25 Maret pada saat konsili tersebut jatuh pada tanggal 21 Maret.

3.    Kalender Gregorian

Sistem kalender Yulian ini terus berlanjut hingga tahun 1582 Masehi. Pada tahun itu ada seorang astronom, Clavius namanya, dalam perhitungan untuk menentukan hari Paskah menjumpai ketidakcocokan, sebab pada tahun tersebut titik Aries jatuh pada tanggal 11 Maret. Dengan demikian sudah berbeda selama  10 hari dengan yang ditetapkan  oleh Julius Caesar (21 Maret). Untuk mengatasi hal itu, maka Paus Gregorius XIII mengambil dua langkah.
Pertama, ia memutuskan bahwa tanggal 4 Oktober tahun 1582 akan langsung diikuti dengan tanggal 15 Oktober 1582, bukan tanggal 5 Oktober 1582. Kedua, untuk mencegah ketidaksesuaian dengan musim ini kembali terjadi, ia juga menetapkan bahwa tiga dari empat tahun abad (tahun yang berakhiran dengan 00, misalnya tahun 1600, 1700, dst) bukanlah tahun kabisat.
Dengan peraturan tahun kabisat yang dulu, setiap empat tahun sekali, tahun yang habis dibagi empat akan menjadi tahun kabisat. Tetapi, dengan peraturan yang dikeluarkan oleh Paus Gregorius ini maka tahun abad yang tidak habis dibagi 400 tidak akan menjadi tahun kabisat. Dengan demikian, tahun 1700, 1800, 1900 bukan tahun kabisat, sedangkan tahun 2000, yang habis dibagi 400, merupakan tahun kabisat.

Keterangan
Berdasarkan kalender Gregorian,[4] jumlah hari dalam satu tahun adalah 365,2425 hari dan Yulian menetapkan 365,25 hari. Dengan demikian ada perbedaan/selisih jumlah hari yaitu 365,25 – 365,2425 = 0,0075 hari dalam setiap tahunnya dan akan menjadi 3 hari dalam jangka waktu empat abad. Perbedaan 3 hari itu sebagai konsekuensi dari perhitungan 365,25 x 400 = 146.100 hari (menurut Yulian) dan 365,2425 x 400 = 146.097 hari (menurut Gregorian).
Untuk mengatasi hal itu, maka Gregorian tidak menghitung tahun panjang (kabisat) pada bilangan abad yang tidak habis dibagi 400 dan bilangan abad yang habis dibagi 400 ditetapkan sebagai tahun kabisat. Dengan demikian, selain dikurangi 10 hari juga harus dikurangi 3 hari, berarti jumlah pengurangannya ialah 10 hari + 3 hari  = 13 hari (angka ini bisa berubah sesuai dengan perubahan bilangan abad).
Untuk lebih menjelaskan umur masing-masing bulan dan jumlah hari pada setiap akhir bulan menurut kalender Gregorian dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini:
 Tabel 1
Nama-Nama Bulan Masehi, Umur Bulan
dan Jumlah Hari

NO
NAMA BULAN
TAHUN BASITHAH
TAHUN KABISAT
UMUR
JML
UMUR
JML
1
Januari
31
31
31
31
2
Februari
28
59
29
60
3
Maret
31
90
31
91
4
April
30
120
30
121
5
Mei
31
151
31
152
6
Juni
30
181
30
182
7
Juli
31
212
31
213
8
Agustus
31
243
31
244
9
September
30
273
30
274
10
Oktober
31
304
31
305
11
November
30
334
30
335
12
Desember
31
365
31
366


Tabel 2
Bilangan Abad

NO
BILANGAN ABAD
YULIAN
GREGORIAN
1
1600
Kabisat
Kabisat
2
1700
Kabisat
Basithah
3
1800
Kabisat
Basithah
4
1900
Kabisat
Basithah




5
2000
Kabisat
Kabisat
6
2100
Kabisat
Basithah
7
2200
Kabisat
Basithah
8
2300
Kabisat
Basithah

Peraturan dari Paus Gregorius ini tidak langsung diterapkan. Memang negara-negara dengan mayoritas umat Katholik dengan segera mengubah penanggalannya ke sistem penanggalan yang telah direformasi Paus Gregorius, tetapi tidak demikian pada negara-negara dengan mayoritas umat Kriten Protestan dan lainnya. Pada banyak negara kalender Julian masih digunakan, bahkan sampai tahun 1918 masih digunakan oleh Rusia. Sehingga dalam kurun waktu 1582-1918 tersebut, harus jelas penanggalan yang mana yang digunakan, yang Julian atau Gregorian. Demikianlah kisah kalender yang kita gunakan sehari-hari kini. Menarik mengetahui bahwa manusia dapat “mensiasati waktu”.



[1]Tahun kabisat adalah setiap tahun yang angka tahunnya habis dibagi empat. Misalnya tahun 2000, 2004, 2008 dll.
[2]Tahun basithah adalah setiap tahun yang angka tahunnya tidak habis dibagi empat. Misalnya tahun 2001, 2002, 2003 dll.
[3]Februari yang kita kenal sekarang terdiri dari 28 hari. Terdapat cerita menarik mengenai perubahan Februari dari 29 hari menjadi 28 hari, meskipun tidak diyakini kebenarannya. Tahun 8 SM bulan Sextilis diganti namanya menjadi Augustus untuk menghormati kaisar Augustus yang memerintah Romawi setelah Julius Caesar. Pada masa kekuasaannya, ia mengambil satu hari dari bulan Februari untuk ditambahkan ke bulan Agustus, sehingga bulan Agustus pun kemudian terdiri dari 31 hari, bukan 30 hari lagi seperti sebelumnya. Dengan jumlah hari yang sama antara Juli dan Agustus, walaupun namanya dijadikan nama bulan setelah bulan Juli, ia tidak lagi merasa inferior terhadap Julius Caesar.
[4]Kalender Gregorian pada mulanya adalah kalender yang digunakan oleh bangsa Romawi kuno dan bukan berdasarkan pada siklus Matahari (solar calendar) seperti sekarang ini. Kalender aslinya dulu tidak terdiri dari duabelas bulan seperti sekarang, tetapi terdiri dari sepuluh bulan (Martius, Aprilis, Maius, Junius, Quintilis, Sextilis, September, October, November, December) dengan jumlah hari sepanjang tahun adalah 304 hari. Permulaan tahun dalam kalender Romawi kuno dihitung sejak pendirian kota Roma pertama kalinya atau “from the founding of the city (of Rome)”, yang diterjemahkan dari bahasa Romawi “ab urbe condita”. Selain itu awal tahun atau tahun baru dirayakan setiap tanggal 1 Maret, bukan 1 Januari seperti sekarang.

Post a Comment for "Ilmu Falak: Kalender Masehi"