Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Meluruskan Sangkaan tentang Majlis Tarjih Muhammadiyah


Suatu ketika saya bersama dengan teman-teman saya sedang mengadakan acara buka bersama bareng alumni sekolah angkatan SMA dulu. Lama tak jumpa membuat kami merasa ingin sekali mengutarakan keinginan untuk mengobrol, meski hanya sekedear obrolan ringan ngalor ngidul.

Kebetulan disitu ada teman saya yang juga sedang belajar di perguruan tinggi arab yang notabene merupakan perguruan tinggi yang mempelajari ilmu-ilmu agama dan bahasa arab. Saya merasa takjub dan ingin sekali berbincang-bincang meski hanya ngobrol-ngobrol ringan. Ditengah obrolan kami, karena obrolannya sampai kemana-mana sampailah pada masalah “tarjih”. Mendengar kata itu, yang paling dekat saat itu adalah “majlis tarjih” muhammadiyah.

Ketika mengobrol sampai perihal majlis tarjih Muhammadiyah dia nyeletuk, “tidak semua harus ditarjih seperti yang dilakukan oleh majlis tarjih Muhammadiyah”. Mendengar hal itu tentnu saya agak miris dan tersenyum saja. Mungkin dia tidak tahu karena belum mendalami dan meneliti sampai disitu.

Teman saya memahami bahwa apa yang diusahakan oleh Muhammadiyah melalui majlis tarjih-nya hanyalah sebatas mentarjih (memilih) pendapat yang disetujui, dipilih atau dibuat muhammadiyah. Tidak hanya teman saya yang notabene belajar agama yang berpendapat seperti itu. Orang-orang awam pun banyak yang seperti itu. Bahkan tak jarang warga Muhammadiyah pun ada pula yang berpemahaman seperti itu.

Majlis tarjih?
Sebagaimana diketahui bahwa di tubuh Muhammadiyah sendiri ada beberapa majlis yang membawahi wilayah-wilayah dan daerah serta cabang di seluruh Indonesia dan beberapa negara di luar negeri. Salah satunya adalah majlis tarjih dan tajdid PP Muhammadiyah. Ada beberapa alasan mengapa banyak yang salah sangka denagn majlis tarjih Muhammadiyah.
  1. Banyak masyarakat entah itu warga Muhammadiyah sendiri atau warga masyarakat umum sering melebeli dan menyebut hanya “majlis tarjih”, padahal nama itu tidak lengkap. Seharusnya adalah Majlis Tarjih dan Tajdid. Oleh karena penyebutan nama yang keliru berimbas pada pemahaman nama yang keliru juga. 
  2. Majlis tarjih dan tajdid Muhammadiyah tidak hanya berfungsi mentarjih atau memilih pendapat yang disetujui oleh Muhammadiyah tetapi juga melakukan kegiatan tajdid atau pembaharuan. Baik di bidang akidah melalui purifikasi atau pemurnian akidah dari syirik, tahayul dan khurafat serta dalam bidang muamalah melalui teknologi, pendidikan, ekonomi dan lain sebagainya. Majlis Tarjih dan Tajdid tidak dipahami sebagaimana pemahaman salah satu cara  istinbat hukum dalam ushul fikih yaitu 'at-tarjih'. Namun kata-kata tarjih dalam majlis tarjih hanyalah sebatas nama majlis tersebut, bukan sebagai fungsi. Majlis Tarjih adalah lembaga yang memiliki fungsi melakukan ijtihad-ijtihad dalam bidang keagamaan. cara istinbat hukum yang dipakai sama Majlis tarjih sama sebagaimana yang disebutkan dalam kitab-kitab ushul fikih Islam. Mulai dari mengkompromikan dalil, tarjih, nasikh-mansukh sampai tawaquf.
  3. Kurangnya sosialisasi dari Majlis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah sendiri. Kurangnya sosilaliasi berupa apa itu majlis tarjih dan tajdid serta produk-produk yang dihasilkan di masyarakat. Ini berimbas pada pemahaman masyarakat umum bahwa majlis tarjih dan tajdid seperti tidak punya peran apa-apa. Padahal dari beberapa majlis di jajaran Muhammadiyah, majlis tarjih dan tajdid merupakan salah satu majlis yang mempunyai peran besar dalam perkembangan keagamaan di Muhammadiyah.

Post a Comment for "Meluruskan Sangkaan tentang Majlis Tarjih Muhammadiyah"