Mengapa Cap Teroris dan Radikallisme pada Gerakan ISLAM?
Belum lama ini beredar video-video dan berita-berita tentang ISIS (Islamic
State of Irak Suriah) yang sedang digencar-gencarkan oleh media. Saya tidak
hendak membela ISIS, saya juga bukan pendukung ISIS. Tapi saya
prihatin dengan perhatian media yang sangat getol memproklamirkan dan
mengkaitkan ISIS dengan Islam yang katanya radikall dan fundamentalis.
Memang tidak salah jika dikatakan ISIS sebagai gerakan yang
mengatasnamakan Islam. Akan tetapi tidak pantas jika sebuah gerakan kecil yang
dianggap separatis ini membuat
claim-claim yang membesar dan menghegemoni hingga menjadi kekuatan phobia anti Islam
berkat bantuan media.
Mengapa gerakan Islam yang menjadi sasaran? Jawabnnya mudah, karena umat Islam
adalah sasaran yang paling empuk. Ibarat kata, umat Islam bagaikan singa sakit
yang sudah roboh dan mau bangkit dalam kandang anjing dan srigala. Secara otomatis
sang Anjing dan Srigala tidak akan rela Singa sakit tersebut bangkit dan
melawan anjing dan srigala tersebut. Oleh karen itu sebisa mungkin sang anjing
dan srigala akan mejatuhkan gajah tersebut sampai tak bisa apa-apa.
Predikat radikall, terorism, fundamentalis maupun
gerakan separatis ini sekarang dilekatkan pada gerakan-gerakan Islam dengan konotasi
negataif, bahkan lebih dari sekedar negatif. Media menyebutnya sebagai gerakan radikall,
garis keras bahkan separatis. Cap negatif ini di tujukan kepada umat yang
tengah mencoba mengaplikasikan ajaran agamanya dalam kehidupan sehari-hari.
Istilah radikall, terorism, fundamentalis ini sangat
efektif, sehingga orang-orang akan melekatkan citra negatif untuk setiap
gerakan-gerakan Islam yang secara konsisten berani menerapkan ajaran-ajaran
agamanya. Mengapa ini bisa terjadi? Hanya ada satu jawabannya. Cap ini dibuat
suatu kepentingan politik yang besar dan tersistematis dengan peralatan media
untuk membentuk opini yang dibungkus fakta. Bisa dikatakan sebagai
pseudofaktual yang sebenarnya bukan fakta tapi disebut-sebut sebagai fakta.
Informasi-informasi dari media bukanlah sebagai acuan utama, bisa benar, tapi
juga tak jarang sering bohong.
Media sangat berperan besar dalam penyebaran aktifitas informasi yang ada.
Bisa jadi berita kecil tapi dianggap oleh penguasa media menguntungkan pihaknya
akan diekspos besar-besaran. Tak lupa juga dibumbui dan dikompor-kompori dengan
dongengan dan bualan bahkan fitnah yang nyata. Bisa jadi berieta tersebut
besar, akan tetapi bila dipandang tidak menguntungkan pihaknya makan akan
dibungkam habis-habisan dan tak pernah diekspos. Sebut saja berita israel yang
mengggempur habis-habisan rakyat palestina. Media barat yang notabene mendukung
israel seolah bungkam dan tak ada apa-apa. Akan tetapi ketika Hamas melancarkan
rudalnya untuk membalas serangan Israel yang menghancurkan ribuan banguanan dan
membuanuh puluhan ribu warga sipil, wanita dan anak-anak mereka sebut hamas
sebagai pembunuh anak-anak israel. Isreal is the real terorism. Israel go to
hell. Israel laknatullahualaihim.
Cap teror, radikall, fundamentalis maupun lainnya sangat
tidak adil jika dialamatkan kepada orang-orang yang ingin mengaplikasikan
ajaran agamanya dalam kehidupan sehari-hari. Siapa di balik ini? Sudah barang
tentu ini ada dalang yang mengontrol konspirasi global ini. Bukan, bahkan ini
lebih tepatnya bisa saja menjadi sebuah konspirasi peradaban global. Mengapa?
Karena konspirasi ini menjadi bibit unggul untuk ditanamkan dalam kancah global
dan internasional, tidak hanya dalam kurun waktu singkat, tapi akan menghujam
lama di kolong langit internasional. Naudzubillah.
Pertanyaan selanjutnya, mengapa harus ada konspirasi ini?. Sangat jelas
kiranya. Konspirasi ini adalah bukti adanya cengkraman musuh-musuh Islam bahkan
musuh-musuh manusia seluruhnya. Siapa itu? ZIONISME dunia, Israel. Ya. Kalau
kita mau putar kembali sejarah masa lalu, maka kita akan mengetahui bahwa
hegemoni israel sangatlah kuat mencengkeram. Lobi-lobi Yahudi di amerika sangat
kuat dan mempengaruhi keputusan politik Amerika. Lobi Yahudi ini merupakan
bagian tak terpisahkan dari upaya zionis internasional untuk menancapkan
kuku-kukunya sehingga bisa melangengkan tujuannya untuk menanamkan pengaruh
Yahudi pada tingkat global. Sekarang kita telah merasakan bahwa lobi-lobi
Yahudi sudah menjangkiti pemerintahan global, dibawah komando Amerika yang
katanya sebagai Polisi dunia. Buat apa ada PBB kalau kerjanya hanya bisa
mengecam tanpa aksi. Palestina bukan butuh bantuan kecaman, tapi butuh bantuan
dana berupa senjata dan makanan utnuk melawan zionis isreal.
Hemat saya, kebangkitan dunia Islam sangat berpotensi besar untuk menguasai
global sehingga akan membebaskan kuku-kuku zionis yahudi. Inilah yang
ditakutkan oleh mereka, sehingga konspirasi ini dibuat untuk memojokkan umat Islam,
membuat cap dan citra negatif di kancah global. Coba anda tanyakan kepada orang
tua yang masih awam dengan ajaran Islam di desa atau dusun. Ketika mereka di
tanya siapakah teroris itu? Mereka akan menjawab teroris ya orang Islam yang
pake senjata, jenggotnya tebal dan celana congklang, istrinya cadaran dll. Ketika
ada kelompok atau gerakan yang ingin mengaplikasikan ajaran Islam dalam
kehidupan sehari-harinya maka ia akan disebut garis keras atau teroris. Ketika
ada orang yang memelihara jenggot dan celana diatas mata kaki maka di sebut
sebagai teroris. Lalu apa bedanya dengan
Yesus? Dia berjenggot tebal, apakah Dia itu teroris? Bukan, bahkan di dianggap
Tuhan.
Lalu bagaimana kita melawan media ini? Pertanyaan yang mudah tapi sulit
dijawab. Sebagai orang muslim, kita harus membantu pembentukan opini oleh media
asing dengan cara jangan ikut-ikutan menyebut kata-kata terorism yang
dialamatkan kepada Islam, membuat tulisan-tulisan atau buku atau segala sesuatu
yang bisa membungkam media asing tersebut atau minimal membendung ocehan mereka.
Bisa dengan membuatnya di sosmed atau blog atau yang lainnya. Misalnya di
twitter anda bisa membuat hastag #Israeltherealterorism #TerorISISrael
#Israelisworldteror dll. Yak kita bantu membentuk informasi publik sebisa
dan semampu kita.
Post a Comment for "Mengapa Cap Teroris dan Radikallisme pada Gerakan ISLAM?"