Janji Atau Bukti?
Janji Atau Bukti?
Siapa yang suka makan maka bacalah ini. Siapa yang suka nonton film korea maka bacalah ini. Siapa yang suka mandi maka maka bacalah ini. Ckck
Oke, sekarang saya lanjutkan. Bila anda di kasih pilihan mau janji apa bukti? Tentu kita akan cepat mengnggapi dan memilih bukti. Betulkan?. Oke, itu wajar dan manusiawi. Manusia memang membutuhkan seuatu yang pasti tanpa adanya embel-embel janji-janji yang entah itu jelas atau tidak. Akan tetapi sudah tahukan kau bahwa asal bukti saja pun tak cukup.
Kenapa? Karena orang yang demikian itu tidak visioner, tidak punya rencana matang, ia hanya bertindak tiba masa tiba akal asal asalan, lalu tindakannya itu akan ia pamerkan "lihatlah, saya memberi bukti, bukan janji".
Waspadalah pada orang orang yang tidak pernah berjanji tapi selalu menunjukan apa yg telah dikerjakannya sebagai bukti. Orang demikian itu tidak visioner, tidak punya rencana matang, ia hanya bertindak tiba masa tiba akal asal-asalan, lalu tindakannya itu akan ia pamerkan "lihatlah, saya memberi bukti, bukan janji". Orang yg cocok jadi pemimpin adalah yg pandai merangkai janji dan sanggup memberi bukti.
Jadi, mulai sekarang, jangan lagi bilang "kami butuh bukti, bukan janji" Tapi mintalah janjinya, analisa probabilitas janji itu, timbang baik-baik, dan kawal pembuktiannya. Itulah pemimpin sejati.
Lalu apakah membuat bukti itu salah? Jawabannya tidak sepenuhnya salah. Ia bisa saja benar, jika ia menyelenggarakan buktinya tersebut tidak asal-asalan. Dalam artian ia memang tidak mau berjanji dan mengobral jenji kepastian, tapi lebih banyak kerja dari pada janji atau omongan. Itu tak mengapa.
Yang benar adalah berikan janji dan laksanakanlah dalam sebuah pembuktian. Bukan hanya asal jual janji seperti tong kosong berbunyi nyaring. Pandai bernyanyi tapi tak ada isi. Pandai memberi nasehat, tapi tak pandai mengaplikasikannya. Pandai berceramah tapi tak pandai memberi bukti. Pandai beretorika tapi hatinya busuk dan tak tak ada bukti konkrit.
Post a Comment for "Janji Atau Bukti?"