Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Transformasi Makna KIAI


Makna KIAI dalam perpektif

Di sebuah tempat di lereng bukit merapi hiduplah sekelompok anak-anak manusia yang entah bagaimana mereka hidup dan bertahan melewati arus postmodernisme. Dalam satu tujuan satu ukhuwwah seiya sekata sepersatuan seperjuangan. Kehidupan berjalan dengan indah dan bernuansa menyegarkan. Hingga suatu masa itu datang menyergap membendung indahnya energi positif itu. Dalam khasanah dialektika kebahasaan virologi, saya sebut dengan nama masa inkubasi endemik. Entah dari mana saya dapat istilah itu, sebenarnya hanya menebak-nebak. Tapi mungkin benar untuk menggambarkan beberapa aktifitas disana.

Oke. Tidak usah berlama-lama. Kiai dalam aspek historis merujuk dari bahasa jawa yang berakar kata dari kata “iki dan ae”. Jadi karena li ats-siqâl (berat dalam pengucapannya) maka menjadilah kata serapan baru yaitu “kiai”. Asal usul kata ini menurut sumber ahli (tentu saja orang Kudus punya) berawal dari penunjukan masyarakat yang menunjuk seseorang yang disuruh melakukan sesuatu. Karena mereka tidak menemukan seseorang yang di suruh, maka mereka dengan terpaksa menunjuk seorang lain sebagai gantinya. Nah lafadz yang mereka gunakan kira-kira “ wah ora ono wong liyo, wes nek ngunu iki ae”. (wah tidak ada orang lain,  kalau begitu kamu saja). Kemudian istilah ini menjadi ngetren dan digunakan secara khlayak.

Dalam perspektif budaya jawa khususnya dan indonesia pada umumnya kita dapati kata kiai ini banyak di gunakan sebagai panggilan kepada ulama atau sesepuh (orang yang di tuakan). Hal ini setara dengan istilah buya di Padang atau istilah Teungku di aceh. Akan tetapi akhir-akhir masa belakangan ada pergeseran makna ini yang mulanya digunakan sebagai julukan untuk manusia yang dimulyakan atau dituakan berubah menjadi sebutan untuk beberapa hal. Misalnya di jogja, ada pusaka keraton yang dinama kiai, ada juga di kota solo yang gelar ini bahkan di sandangkan kepada hewan kerbau yang dinamai dengan kiai selamet.

.....bersambung.

Post a Comment for "Transformasi Makna KIAI"