Transformasi Makna KIAI
Makna KIAI dalam perpektif
Di sebuah tempat di lereng bukit merapi hiduplah sekelompok anak-anak
manusia yang entah bagaimana mereka hidup dan bertahan melewati arus postmodernisme.
Dalam satu tujuan satu ukhuwwah seiya sekata sepersatuan seperjuangan.
Kehidupan berjalan dengan indah dan bernuansa menyegarkan. Hingga suatu masa
itu datang menyergap membendung indahnya energi positif itu. Dalam khasanah
dialektika kebahasaan virologi, saya sebut dengan nama masa inkubasi
endemik. Entah dari mana saya dapat istilah itu, sebenarnya hanya
menebak-nebak. Tapi mungkin benar untuk menggambarkan beberapa aktifitas disana.
Oke. Tidak usah berlama-lama. Kiai dalam aspek historis merujuk dari
bahasa jawa yang berakar kata dari kata “iki dan ae”. Jadi karena li
ats-siqâl (berat dalam pengucapannya) maka menjadilah kata serapan baru
yaitu “kiai”. Asal usul kata ini menurut sumber ahli (tentu saja orang Kudus
punya) berawal dari penunjukan masyarakat yang menunjuk seseorang yang disuruh
melakukan sesuatu. Karena mereka tidak menemukan seseorang yang di suruh, maka
mereka dengan terpaksa menunjuk seorang lain sebagai gantinya. Nah lafadz yang
mereka gunakan kira-kira “ wah ora ono wong liyo, wes nek ngunu iki ae”.
(wah tidak ada orang lain, kalau begitu
kamu saja). Kemudian istilah ini menjadi ngetren dan digunakan secara khlayak.
.....bersambung.
Post a Comment for "Transformasi Makna KIAI"