Cara Memilih Calon Istri Menurut Hadis Nabi SAW
Calon Istri Menurut Hadis Nabi |
Dalam artikel sebelumnya telah kami sebutkan cara artikel tentang cara memilih calon suami menurut hadis Nabi SAW. Bila anda sempat silahkan baca terlebih dahulu. Baik, akan saya mulai. Terikatnya jalinan cinta dua orang insan dalam sebuah pernikahan adalah perkara yang sangat diperhatikan dalam syariat Islam yang mulia ini. Bahkan kita dianjurkan untuk serius dalam permasalahan ini dan dilarang menjadikan hal ini sebagai bahan candaan atau main-main.
1. Karena Hartanya
Tidak dapat dipungkiri bahwa ada dari sebagian lelaki yang memilih pasangan dengan menempatkan harta sebagai kriterianya. Dia tidak ingin menikah kecuali dengan seorang wanita yang berpunya atau kaya raya. Lelaki seperti ini adalah lelaki yang kehilangan kegentleannya. Memilih wanita dengan melihat kekayaannya saja adalah sebuah kesalahan besar, kenapa? Karena wanita kaya tersebut boleh jadi shalihah atau tidak shalihah. Jika shalihah, beruntunglah lelaki yang memilihnya, namun pada umumnya yang terjadi tidak seperti itu, dalam kenyataan berapa banyak seorang lelaki yang menikah dengan wanita kaya “tak beragama” kemudian wanita tersebut – karena merasa semua harta adalah miliknya – lantas menyepelekan sang suami, angkuh dan tak mau taat kepada suaminya?
2. Karena Kedudukannya
Para ulama memakruhkan seseorang untuk menikah dengan seseorang yang tidak dikenal asal-usulnya, tidak dikenal siapa ayahnya, dikhawatirkan asal-usulnya tidak baik, karena umumnya sifat seorang wanita tidak jauh dari induknya.
3. Karena kecantikannya.
Manusia telah diciptakan dengan fitrah menyukai segala sesuatu yang indah, elok dan cantik. Sebaik-baik perempuan adalah yang membuat suaminya bergembira ketika memandangnya karena keelokan dan pesona wajahnya. Tidak masalah jika seorang lelaki menyukai wanita karena wanita tersebut cantik, yang tidak pantas adalah menyukai seorang wanita hanya karena kecantikannya. Dapat dibedakan? alasan yang pertama kita menyukai wanita karena memang wanita itu cantik, akan tetapi kita juga memandangnya dari sisi yang lain juga, apakah wanita tersebut baik sifat dan akhlaqnya? Apakah wanita tersebut menutup auratnya? Yang kedua, seorang lelaki hanya memandang kecantikan wanita itu sebagai patokan pilihannya.
Hal seperti inilah yang sangat tidak dianjurkan. karena kalau hanya memandang sebuah kecantikan maka hal itu tidak akan berguna untuk kaum laki-laki di kemudian hari, karena bisa jadi wanita cantik tersebut malah menyusahkan kita, tidak dapat mendidik anak, menyebarkan aib suami, suka ghibah, dan bisa jadi kecantikannya tersebut dipergunakan untuk menggoda lelaki lainnya selain suaminya. Sungguh, kecantikannya malah membawa musibah buat kamu laki-laki. Semakin jauh usia pernikahan berjalan maka kecantikan/kegantengan pun akan semakin ditinggalkan, yang tersisa di kemudian hari adalah sifat dan akhlaq. Jika kecantikan habis ditelan waktu, maka agama yang akan tetap bertahan. Jika seorang wanita tidak memiliki agama, lalu apa yang dapat dibanggakan setelah kecantikannya memudar?
4. Karena agamanya.
Agama di sini maksudnya adalah ketaatan bukan sekedar penampilan luar, bukan berarti jika tidak berjilbab juga tidak apa-apa asalkan shalihah (baik tingkah lakunya).
Kenapa penyebutan agama dalam hadis tersebut diakhirkan?. Ini seharusnya kita pertanyakan, kenapa ? karena agama adalah hal terpenting yang harus diutamakan ketika memilih calon istri? Karena pada kenyataannya hanya sedikit dari kaum laki-laki yang memilih wanita dari agamanya. Rasulullah saw bersabda “Tidak ada hal yang paling bermanfaat bagi seorang mukmin setelah taqwa kepada Allah selain wanita shalihah, jika diperintah, ia menaatinya, jika dipandang, ia membuatnya bahagia/senang, jika bersumpah, ia memenuhi sumpahnya, jika ditinggal suaminya, ia menjaga diri dan harta suaminya.
Perintah memilih yang beragama ini bukan berarti agama adalah pilihan terakhir, akan tetapi secara filosofis hal ini bisa di jelaskan bahwa agama bernilai 1, sedangkan yang lain bernilai nol. Jika kita memilih wanita karena hartanya maka berilah nilai 0, jika anda memilih wanita karena kedudukannya maka berilah nilai 0, jika karena kecantikannya berilah nilai 0, akan tetapi jika memilih wanita karena agamanya maka berilah nilai 1. Maka jadinya 0001. Jika agama menjadi prioritas pertama maka akan bernilai 1000. So, way not memilih yang beragama? Salam dari Langkah Berdebu :D
Wallah a’lam
عنْ أبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمْ قَالَ: تُنْكَحُ المَرْأةُ لِأَرْبَعٍ: لمِالِهَا، وَلِحَسَبِهَا، وَلِجَمَالِهَا، وَلِدِيْنِهَا فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّيْنِ تَرِبَتْ يَدَاكْ
Dari Abu Hurairah ra dari Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda: “Seorang perempuan dinikahi karena empat perkara, karena hartanya, karena kedudukannya, karena kecantikannya, (atau) karena agamanya....
Sedikin penjelasan dari hadist ini akan saya paparkan untuk kita semua,agar kita lebih memahami makna yang terkandung dari hadist tersebut (تُنْكَحُ المَرْأةُ لِأَرْبَعٍ), Seorang perempuan dinikahi karena empat perkara (لِأَرْبَعٍ):
Wanita itu ingin dinikahi oleh pria karena 4 alasan, jika tidak karena hartanya, pasti karena kedudukannya, atau karena kecantikannya, atau karena agamanya. Demikianlah pada umumnya, seseorang tidak terlepas dari keempat hal ini ketika hendak menikahi wanita.1. Karena Hartanya
Tidak dapat dipungkiri bahwa ada dari sebagian lelaki yang memilih pasangan dengan menempatkan harta sebagai kriterianya. Dia tidak ingin menikah kecuali dengan seorang wanita yang berpunya atau kaya raya. Lelaki seperti ini adalah lelaki yang kehilangan kegentleannya. Memilih wanita dengan melihat kekayaannya saja adalah sebuah kesalahan besar, kenapa? Karena wanita kaya tersebut boleh jadi shalihah atau tidak shalihah. Jika shalihah, beruntunglah lelaki yang memilihnya, namun pada umumnya yang terjadi tidak seperti itu, dalam kenyataan berapa banyak seorang lelaki yang menikah dengan wanita kaya “tak beragama” kemudian wanita tersebut – karena merasa semua harta adalah miliknya – lantas menyepelekan sang suami, angkuh dan tak mau taat kepada suaminya?
2. Karena Kedudukannya
Para ulama memakruhkan seseorang untuk menikah dengan seseorang yang tidak dikenal asal-usulnya, tidak dikenal siapa ayahnya, dikhawatirkan asal-usulnya tidak baik, karena umumnya sifat seorang wanita tidak jauh dari induknya.
3. Karena kecantikannya.
Manusia telah diciptakan dengan fitrah menyukai segala sesuatu yang indah, elok dan cantik. Sebaik-baik perempuan adalah yang membuat suaminya bergembira ketika memandangnya karena keelokan dan pesona wajahnya. Tidak masalah jika seorang lelaki menyukai wanita karena wanita tersebut cantik, yang tidak pantas adalah menyukai seorang wanita hanya karena kecantikannya. Dapat dibedakan? alasan yang pertama kita menyukai wanita karena memang wanita itu cantik, akan tetapi kita juga memandangnya dari sisi yang lain juga, apakah wanita tersebut baik sifat dan akhlaqnya? Apakah wanita tersebut menutup auratnya? Yang kedua, seorang lelaki hanya memandang kecantikan wanita itu sebagai patokan pilihannya.
Hal seperti inilah yang sangat tidak dianjurkan. karena kalau hanya memandang sebuah kecantikan maka hal itu tidak akan berguna untuk kaum laki-laki di kemudian hari, karena bisa jadi wanita cantik tersebut malah menyusahkan kita, tidak dapat mendidik anak, menyebarkan aib suami, suka ghibah, dan bisa jadi kecantikannya tersebut dipergunakan untuk menggoda lelaki lainnya selain suaminya. Sungguh, kecantikannya malah membawa musibah buat kamu laki-laki. Semakin jauh usia pernikahan berjalan maka kecantikan/kegantengan pun akan semakin ditinggalkan, yang tersisa di kemudian hari adalah sifat dan akhlaq. Jika kecantikan habis ditelan waktu, maka agama yang akan tetap bertahan. Jika seorang wanita tidak memiliki agama, lalu apa yang dapat dibanggakan setelah kecantikannya memudar?
4. Karena agamanya.
Agama di sini maksudnya adalah ketaatan bukan sekedar penampilan luar, bukan berarti jika tidak berjilbab juga tidak apa-apa asalkan shalihah (baik tingkah lakunya).
Kenapa penyebutan agama dalam hadis tersebut diakhirkan?. Ini seharusnya kita pertanyakan, kenapa ? karena agama adalah hal terpenting yang harus diutamakan ketika memilih calon istri? Karena pada kenyataannya hanya sedikit dari kaum laki-laki yang memilih wanita dari agamanya. Rasulullah saw bersabda “Tidak ada hal yang paling bermanfaat bagi seorang mukmin setelah taqwa kepada Allah selain wanita shalihah, jika diperintah, ia menaatinya, jika dipandang, ia membuatnya bahagia/senang, jika bersumpah, ia memenuhi sumpahnya, jika ditinggal suaminya, ia menjaga diri dan harta suaminya.
Perintah memilih yang beragama ini bukan berarti agama adalah pilihan terakhir, akan tetapi secara filosofis hal ini bisa di jelaskan bahwa agama bernilai 1, sedangkan yang lain bernilai nol. Jika kita memilih wanita karena hartanya maka berilah nilai 0, jika anda memilih wanita karena kedudukannya maka berilah nilai 0, jika karena kecantikannya berilah nilai 0, akan tetapi jika memilih wanita karena agamanya maka berilah nilai 1. Maka jadinya 0001. Jika agama menjadi prioritas pertama maka akan bernilai 1000. So, way not memilih yang beragama? Salam dari Langkah Berdebu :D
Wallah a’lam
Post a Comment for "Cara Memilih Calon Istri Menurut Hadis Nabi SAW"