Dimensi Rasa
Malam masih berpagutan dengan
pekatnya gelap menyelinap memasuki atmosfer hitam. Diluar ruangan terdengar
suara ‘kresek kresek’ yang lumayan menakutkan, bahkan lumayan membuat
bulu kudukku berdiri.
Dari luar aku melihat hanya hitam yang menghiasi, didalam
aku hanya berusaha menekan nuts nuts keybord laptop yang bersenandung dengan
dentingan jam di kantor yang berbunyi thok thok thok lama sekali, seakan
ingin sekali ia berbicara kepadaku ‘hey kamu ngapain kamu malem malem begini
masih rela menyiksa matamu yang layu?’, mungkin mataku dalam hatinya
menjawab ‘karna ini sebuah amanah, yah amanah yang harus dilaksanakan oleh tuanku,
dan otomatis akupun harus ikut’, lalu kenapa kamu mau rela tak henti hentinya berdentingan saling berpagutan
sama si siang sama malam, apa kau tak bosan?.
Dan mungkin seandainya ia bisa
bicara akan mengatakan ‘ah kau ini, bagaimana mungkin aku akan berhenti
berdenting, sedangkan aku kau butuhkan dengan sangat?, lagi pula aku
ikhlas sama takdirku disini, sebagai formula dari dimensi yang besar tak
terbatas oleh masa. J
hehe,
Suara itu molai mendayu dayu
tidak jelas, entah itu suara malam atau memang suara tak dikenal malam hari,
rasaku mulai menelusuri sudud sudud ruang yang jelas jelas ga da apa apa,
tapi..entah dimana rasaku terperanjat tak karuan, apalagi ketika tiba tiba
suara ‘jdok’ membuatku terperanjat, ditambah suasana dingin yang baah,
ga bisa dilukiskan betapa dinginnya malam, ditambah angin dingin malam yang
menyelinap dalam lorong lorong labirin pori pori yang mengecil membesar tak
karuan, ah..mungkin hanya perasaanku saja, tapi kok.
seperti ada yang beda,
seperti ada yang mengawasi aku dari arah malam, arah belakang, samping, bahkan
depanku saat aku sedang memainkan nuts nuts tak bertuan di laptop. aku terbayang
suasana mistik mencekam, suasana hitam yang pekat, suasana kuburan yang
menakutkan,hik hik hik. bahkan tiba tiba
saja saat aku menulis ini mendengar suara langkah langkah kaki jduk jduk
jduk tak karuan suaranya sedikit dekat denganku, sepertinya dikamar mandi.
Seketika itu pikiran reptilku bereaksi membuat proteksi rasaku menyelimuti my
heart, eitz,). Rasa itu molai menguasai darahku,
memompa merah darah yang mengalir kesekuruh tubuh dengan membawa viris virus
rasa fatamorgana, aku tau itu, tapi rasanya sulit sekali aku menangkal virus
virus itu dalam orbit merah darahku, tiba tiba ‘bangun bangun,,,bangun
bangun,, tahajud tahajud’…ternyata aku sedang dalam bunga mimpi. Wahahaha
Mimpi sedang didepan laptop? Kreatif :)
ReplyDeleteIya. Trimakasih.
ReplyDeleteSedang di dpan laptop sambil terkantuk2 nulis cerita ini..ahaha
ReplyDelete