Resensi: Buku Ayat-Ayat Semesta, Sisi Al Quran Yang Terlupakan
Judul : Ayat-Ayat Semesta, Sisi-sisi
Al-Qur’an Yang Terlupakan
Penulis : Agus Purwanto, D.Sc
Penerbit : Mizan, Bandung; Januari 2016
Tebal : 450 hal
Penulis : Agus Purwanto, D.Sc
Penerbit : Mizan, Bandung; Januari 2016
Tebal : 450 hal
Mengomentari judul dari buku ini Ayat-Ayat Semesta,
Sisi Al Quran Yang Terlupakan. Tentu judul tersebut sekaligus menyindir
dengan keras ternyata umat Islam khususnya para ilmuan dan ulama serta para
pemimpin di pemerintahan sudah terbuai dengan hal-hal lain yang seoalah ilmiah.
Pseudo-ilmiah. Sementara di dalam kitab Al-Quran yang ilmiah sebagai
wahyu yang diturunkan oleh Allah justru sudah terukir dimensi-dimensi semesta
yang tak terhingga. Namun justru manusia lupa akan hal itu.
Syaikh Jauhari Thanthawi, Guru Besar Cairo University dalam
tafsirnya, Al Jawahir, menulis bahwa di dalam kitab suci Al Quran
terdapat lebih dari 750 ayat kauniyah, ayat tentang alam semesta dan hanya 150
ayat tentang fiqih. Anehnya, para ulama telah menulis ribuan kitab fiqih,
tetapi nyaris tidak memperhatikan serta menulis kitab tentang alam raya dan
isinya. (Agus purwanto, Dsc dalam Ayat-Ayat Semesta, sisi-sisi al Quran yang
terlupakan, hal. 22)
Keprihatinan dan gugatan Syaikh Thanthowi telah dilontarkan
sekitar tujuh dasawarsa lalu, tetapi keadaan sains di kalangan umat dan Dunia
Islam tidak mengalami perubahan yang berarti. Umat tetap abai terhadap
ayat-ayat kauniyah dan fenomena alam.
Dalam buku setebal 450 halaman ini, penulis yang akrab
dipanggil Gus Pur merupakan Kepala Laboratorium Fisika Teori dan Filsafat Alam
(LaFTiFA) ITS. Ia mencoba mengangkat kembali dunia Islam terutama sains Islam,
dengan mengkaji ayat-ayat kauniyah yang berada dalam Al Quran. Dari sekitar
1.108 ayat-ayat kauniyah yang telah dikumpulkan oleh penulis. Dan setelah di kaji
ulang hanya ada 800 ayat-ayat Kauniyah yang mengandung informasi dinamis.
Tentang penulis, Agus Purwanto, D.Sc (Doctor of Science).
Dosen Fisika Teori pada Fakultas MIPA ITS Surabaya. Lulusan Hiroshima University,
Jepang (S3, jurusan Fisika) dengan bidang minat sesuatu yang benak Anda dan
saya pasti langsung dipenuhi tanda tanya: neutrino, teori medan temperatur
hingga, dimensi ekstra dan kelahiran jagad raya asimetrik atau baryogenesis.
Terus terang ketika saya pertama membaca buku ini saya agak
bingung karena ada beberapa istilah-istilah asing khas fisikawan. Beliau banyak
sekali membahas tentang netrino dan konco-konconya yang membuat dahi
saya berkerut. Opo iku neutrino? Teleportasi?. Ternyata memang
latar belakang penulis yang konsentrasi jurusannya tentang neutrino dan
konco-konconya itu. Baru tahu deh :). ehehe
Di bab pertama buku ini penulis memaparkan temuan sekitar 800
AAS tersebut. Baru kemudian menceritakan tentang semesta mengalir. Buku ini tidak
seperti buku teks fisika teori yang
rumit, tetapi sudah diubahnya menjadi cerita yang mengalir, bisa diikuti dan
dimengerti -tetapi tetap nggak mudah lho!- sehingga bahkan membuat kita
seperti enggan meletakkannya kecuali sudah sampai halaman terakhir. Inilah
ilmuwan sejati: membuat yang sulit menjadi mudah dimengerti.
Penulis membiacarakan banyak hal dalam buku ini. Fenomena
siang malam, garis edar, berpasang-pasangan, Tuhan yang supersibuk,
ketidakkekalan materi, menghunjam ke bumi, menembus langit, Isra’ Mi’raj,
teleportasi, hingga bahasa makhluk (lain) sebagaimana dimengerti Nabi Sulaiman
as. Semuanya berangkat dari ayat di dalam Al-Qur’an. Semuanya bermuara pada
satu hal: bahwa sungguh Allah telah meletakkan dasar-dasar sains di dalam
kitab-Nya yang telah diturunkan-Nya 14 abad silam!
Dengan bukunya ini, Gus Pur berharap sederhana: masyarakat
muslim berbondong-bondong mempelajari, mengembangkan, menguasai sains eksakta
sebagai bagian dari tugas kekhalifahan manusia di atas bumi. Selain itu juga,
penulis mengajak pembaca untuk dapat membangun dunia Islam terutama sains Islam
dengan cara memotivasi ilmuwam muslim khususnya untuk mendukung riset dengan
ayat-ayat kauniyah ang kini banyak diambil orang Barat.
Tuhan tidak pensiun. Melainkan terus menerus mencipta,
menghancurkan dan mengulangi aksi penciptaan makhluk-Nya. Tuhan tidak mati,
melainkan terus menerus, bahkan sangat sibuk dengan penyelenggaraan tatanan
ciptaan-Nya. Apa artinya? Para pemuda Muslim tidak perlu terlalu risau dengan
subjek yang akan digeluti. Sepanjang hati bersih dan tulus, Allah tidak akan
membiarkan hambanya tersesat. (Agus purwanto, Dsc dalam Ayat-Ayat Semesta, sisi-sisi al
Quran yang terlupakan, hal. 194)
Itulah yang seharusnya perlu menjadi motivasi kita. Saya
yakin Gus Pur ketika menuangkan ide untuk menggarap buku ayat-ayat semesta ini
juga pasti didukung dengan keberanian dan semangat yang ekstra tinggi. Tidak
takut salah dan selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik. Ini salah satu
wujud ikhtiar beliu sebagai seorang ilmuan muslim. Memotivasi generasi muda
muslim untuk bersama membangun sains Islam dari dasar-dasar wahyu ilahi. Al-Quran.
Di tengah kesibukannya sebagai dosen ITS, Ilmuan bahkan Da’i beliau masih
sempat-sempatnya membuat gebrakan baru sebagai creator berdirinya Trensain
(Pesantren Sains) yang kini sudah berdiri di tiga tempat. Di Sambung
Macan-Sragen, Tebu Ireng-Jombang dan di Madrasah Muallimin Yogyakarta. Saya
doakan semoga kelak menjadi universitas Sains Indonesia. Aamiin.
Catatan terakhir saya, secara pribadi bisa saya katakan bahwa
buku ini hanyalah pendahuluan/muqaddimah dari upaya untuk memahami sains lewat
bimbingan Al-Quran. Upaya memotivasi dari penulis untuk memahami sains dari
Al-Quran inilah yang sangat penting untuk ditiru dan viralkan lewat media. Agar
sains Al-Quran semakin diperbincangkan orang dan akhirnya dikaji ramai-ramai.
Namun sayang seribu sayang, namanya manusia pasti ada
kekurangan. Saya melihat bahwa Al-Quran merupakan segala pokok ilmu
pengetahuan. Artinya, pasti segala pengetahuan ada dalam Al-Quran, hanya ilmu
manusia saja yang terbatas. Sehingga untuk menambal kekurangan dalam pembahasan
dalam buku ini alangkah baiknya penulis bekerjasama dengan ilmuan lain dengan
konsentrasi pembahasan yang berbeda, bukan hanya dari sudud pandang fisika,
tetapi juga biologi, psikologi, kedokteran, virologi, patologi maupun ilmu-ilmu
eksakta yang lain.
Mari kita tiru sesuatu yang baik dari buku ini. Nasehat
Imam Al-Ghozali, “langkah mula terbaik bagi pencari kebenaran adalah meniru
orang-orang terbaik, terpandai, serta terdalam pengetahuannya”. (hal. 205).
Post a Comment for "Resensi: Buku Ayat-Ayat Semesta, Sisi Al Quran Yang Terlupakan"