Jilboobs, Terima Kasih ya..
Berbicara mengenai jilboobs
adalah berbicara mengenai masalah yang cukup sensitif. Sedikit saja menyinggung
atau nyerempet sedikit maka akan membuyar kemana-mana. Istilah Jilboobs memang
tergolong istilah baru. Namun sebenarnya secara realnya istilah ini sudah lama
dalam dunia nyata, sama dengan kentut, walaupun baunya baru diketahui setelah
beberapa waktu, tapi sebenarnya dia telah keluar lebih dulu sebelum baunya
menyerebak keluar.
Membaca judul di atas,
mungkin sebagian pembaca ada yang bertanya-tanya, kok malah bilang terima
kasih. Padahal istilah jilboobs itu kan menghinakan wanita muslimah. Kok malah
di kasih ucapan terima kasih sih. Sebentar, mengapa saya ucapkan terima kasih
karena jilboobs ini cukup menginspirasi. Menginspirasi untuk apa? Menginspirasi
untuk instrospeksi diri, introspeksi dan muhasabah bahwa jilbab bukanlah seperti
itu. Fungsi jilbab bukanlah fasyen belaka, namun sebagai penutup aurat dan
pelindung serta identitas wanita muslimah.
Jikalau kita cermati, jilbab
yang dipakai wanita muslimah sekarang bermacam-macam. Bisa kita bagi
secara umum menjadi 3 macam, yaitu:
- Jilbab besar, yaitu yang
menutupi kepala dan dijulurkan sampai menutupi dada dan bagian tubuh yang
termasuk aurat. Inilah jilbab syar’i yang diperintahkan.
- Jilbab biasa atau lebih
sering disebut kerudung.
- Jilbab gaul atau jilbab
“funky bin jilbab nyekek leher” saja. Inilah model jilbab gaul yang kemungkinan
bertransformasi sebagai jilboobs.
Kita tidak akan membahas
lebih lama tentang perkara jilboobs itu apa, saya kira sudah jelas kalau
dijelakan dari sisi kebahasaan. Yang menarik adalah istilah ini menurut hemat
penulis tidak usah disikapi dengan aneh-aneh. Kita sudah tahu bahwa model
jilbab seperti ini bukanlah jilbab yang diperintahkan Allah dalam al-Quran.
Kalau kita mau tahu, sebenarnya jilboobs adalah transformasi dari fesyen dan
pergaulan.
Tak pelak, kita dapatkan seorang wanita muslimah mengenakan kerudung
yang menutupi kepala dan rambutnya, namun berpakaian tipis dan transparan, atau
ketat sehingga menampakkan lekuk tubuhnya. Contohnya, kepala dibalut kerudung (saya
tak rela istilah jilbab di alamatkan untuk fesyen style seperti itu, saya lebih
setuju di sebut kerudung. Pengertian jilbab itu menutupi seluruh aurat, pent.),
tapi berbaju atau berkaos ketat, bercelana jeans atau legging yang mencetak
lekuk tubuhnya.
Sekarang pertanyaannya
adalah sudahkah kamu, iya kamu mengenakan jilbab dengan benar? Jilbab syar’i.
Bagaimana jilbab syar’i itu? Silahkan tanyakan pada ustadz kamu yang lebih
tahu. Yang pasti namanya jilbab itu bukan seperti pakaian ketat yang
menampakkan lekukan tubuh wanita. Bagaikan telanjang saja. Istilah jilboobs,
dari kata jilbab dan boobs alias dada, lebih merupakan sindiran untuk mereka
yang berjilbab tapi masih menampakkan auratnya.
Dalam hadis Nabi disebutkan
Ada dua golongan penghuni Neraka yang belum pernah kulihat sebelumnya, sekelompok lelaki dengan cemeti laksana ekor sapi, mereka mencambuk orang-orang dengannya; dan wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang, mereka lenggak-lenggok ketika berjalan. Di kepala mereka ada sesuatu mirip punuk unta. Mereka tidak masuk surga dan tidak pula mencium baunya, sedangkan baunya tercium dari jarak yang jauh. (HR. Muslim no 2128).
Post a Comment for "Jilboobs, Terima Kasih ya.."