Tangisan Pertama
![]() |
Tangisan Pertama via Langkah Berdebu |
Malam yang dingin itu,
lutfi masih saja asyik dengan kebiasaan lamanya. Mabuk mabukan, judi dengan
ditemani wanita seksi, sudah biasa dalam kehidupannya. Disaat semua orang
terlena dengan mimpi mimpi tidurnya, ia malah makin nikmat dengan permainan
maksiatnya.
Tiba tiba hp nya
berdering tanda sms masuk.
Sebentar kawan…ucap
lutfi.
Segera pulang,
istrimu sedang dirumah
sakit,
ia akan melahirkan.
Spontan ia terkejut.
Lalu bergegas menghidupkan sepeda motornya. Sampai dirumah sakit. Mertuanya
langsung menyemprot nya dengan bumbu bumbu ceramah. Ia tak ambil pusing, segera
saja ia bertanya kepada dokter tentang keadaan istrinya.
Lutfi memang termasuk
bandit. Semua orang mengetahuinya. Tetapi ia tidak bisa menghilangkan rasa
cintanya pada sang istri yang begitu sabar menghadapi sifat bejatnya.
Pernah suatu ketika, ia
tertangkap oleh polisi dan dipenjara beberapa bulan. Hanya istrinya yang selalu
setia menjenguk dan membawakan makanan ke penjara. Guna menjaga gizi sang suami
tercinta. Itu terjadi pada saat bulan kedua pernikahannya.
Dok.
Gimana kondisi istriku…” Tanya lutfi pada dokter.
Tenang pak.. istri
bapak besok akan segera kita operasi. Air ketubannya sudah kering. Sekarang
kita bantu dengan infus, kita akan persiapkan semuanya. Tolong pak, diurus
administrasinya”. Jelas dokter.
Baik pak.. saya minta tolong pak, berikan yang terbaik untuk istri saya..”.
Melihat suasana itu,
mertuanya terlihat luluh, memang lutfi dikenal masyarakat sebagai pemuda yang
brandal, mungkin karena umurnya yang masih muda, tetapi didalam relung hatinya,
ia sangat mencintai istrinya.
* * * * * * * * * *
Di depan kamar operasi, keluarga dan tetangga dekat telah menunggu apa yang akan
terjadi. Tiba tiba pintu ruang operasi terbuka, setelah dua jam mereka
menunggu.
Siapa ayahnya,,” suara
perawat memecah kerisauan.
Saya mbak..” jawab
lutfi spontan.
Selamat pak,,,” anak
bapak laki laki.. ucap suster.
ALHAMDULILLAHHHH”.
Teriak serentak diruangan itu.
“ Istri saya gimana
mbak…
“ Tenang pak,,lagi
dalam pemulihan, ia tak apa apa. Masih dalam efek bius. Lebih baik bapak ikut
saya keruang incubator, biar sikecil langsung di azankan. Jelas mbak perawat.
Azan”..teriak halus
bibirnya.
Seketika mendengar
seruan untuk mengazankan anaknya. Sontak kaki lutfi kaku bagai tak ada refleks
untuk bergerak. Ia diam membisu, bibirnya gemetar, ia bingung dengan apa yang
terjadi. Keluarga yang melihat kejadian itu, tidak begitu kaget, karena lutfi
dikenal sebagai sosok yang tak tahu soal agama.
Sholat aja tak pernah
apalagi bacaannya”. Celetuk bibir usil salah satu keluarga.
“ Ba…baik mbak..” jawab
lutfi terbata.
Di
ruang incubator, lutfi mengumandangkan azan ditelinga kanan putranya. Ia memang
tak pernah sholat, tapi ia sering mendengar suara azan berkumandang di mesjid
dekat rumahnya. Ia masih ingat nada nada seruan sholat itu, walaupun tidak tau
artinya tapi ia ingat betul urutannya.
“ ALLAHU AKBAR…ALLAHU AKBAR..”
“ LAAILAHAILLALLAHU..”
Keluarga yang sedang penasaran ingin melihat sang bayi, tepat didepan pintu
ruang incubator terkejut, heran, kagum, haru, menyaksikan suasana itu. Bisa
juga ya… anak itu azan”. Celetuk bibir ibu mertuanya.
Lutfi yang terdiam kaku melihat wajah bayi mungil itu, tak terasa matanya basah
meneteskan air bening hingga membasahi pipinya, kakinya kaku bagai dipasung,
badannya oleng tak seimbang hingga akhirnya ia roboh, membentuk posisi sujud
kepada Rabb nya. Ia bingung dengan kondisi dirinya.
“ apa yang terjadi…lirih hatinya kebingungan.
Keluarganya diluar lebih kaget melihat lutfi dengan posisi sujud itu. Adik ipar
yang hendak masuk untuk menolong abang iparnya itu dilarang pak mansyur
tetangga lutfi yang ikut menjeguk.
Biarkan saja, hidayah ALLAH sedang berproses pada dirinya. Jawab pak mansyur,
takmir mesjid dekat rumahnya.
Keluarga, tetangga dan para penjeguk dari teman temannya, haru terdiam melihat
suasana itu. Malah ibu mertuanya menangis menyaksikan peristiwa itu.
Lutfi masih sujud, air matanya sudah menggenangi lantai ruangan itu. Sudah
sepuluh menit ia dibiarkan begitu, tubuhnya yang masih lemas tiba tiba bangkit
mendengar tangisan putranya, seakan putranya tahu kondisi ayahnya. Dan menangis
memecah suasana. Tangisan itulah yang membawa cahaya bagi hidupnya.
http://rud1.abatasa.com
Post a Comment for "Tangisan Pertama"