Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pertemanan yang Rapuh


Pertemanan yang Rapuh
Tertawa beriringan tak jelas dengan semburat angin malam yang menyayat. Sekali perkataan terumbar dengan sebilah pedang menancap. Menyayat memotong luka yang tak bisa tertambat obat. Adalah sebuah obat tersendiri. Are You Crazy? Sebuah pertanyaan yang tiba-tiba menggelitik telinga di tengah aktifitas temanku yang sok padat. Tak ada badai tak ada hujan, tiba-tiba datanglah semburan suara yang meretas membuncah pada bibir yang berucap dengan ringannya.

“Awan tak selamanya beriringan dengan petir, tapi tak ayal juga bergandengan dengan hujan. Begitu pula kegilaan ini tak ada bedanya. Bagaikan yin dan yang, bumi dan bulan, matahari dan bintang serta cinta dan benci”.

Wuussh..wahaha..lu kenapa boy. Kesambet apa lu. Masak lu tiba-tiba puitis gini, lu nggak kesurupan setan sebelah kan? Coba gue pegang kepalu lu, sapa tahu badan lu panas terus ngigau gitu.

Kalimat pendek itu menyisakan sepucuk tunas yang mulai mengakar di hati-hati manusia yang mulai cacat dan sakit. Tidak seperti coretan di papan tulis, coretannya bisa dihapus bersih. Coretan dihati tidak bisa dihapus bersih. Bahkan saat kita benar-benar lupa, coretan itu tetap ada dihati seseorang dan orang lain tersebut.

Saya terkadang tercengang dengan sebagian tingkah polah yang aneh itu. Pertemanan yang didasarkan atas rasa kepentingan yang fana. Saya ibaratkan seperti rumah laba-laba yang sangat rapuh. Adalah manusia yang dengan nistanya mendasarkan hubungan pertemanannya sedemikian rupa sehingga mudah sekali goyah dengan sedikit goncangan.

Misalnya saja ketika ketika dia membutuhkan sesuatu sedangkan dia tidak memiliki apapun, dia mulai melakukan pendekatan dengan silat lidahnya. Akan tetapi jika yang didekati tak punya apa-apa maka dia akan menjauh. Teman seperti ini tak ubanhnya seperti parasit yang biadab dan tak beradab.

Adakah seorang yang seperti itu?. Jangan engkau tanya akan ada tidaknya, jika realita yang demikian ada, tentunya ada pula kejadian seperti itu. Inilah karakter manusia, karakter yang menyemburatkan wajah kefanaan seperti sifatnya yang pelupa. Sesuai namanya, insan (na-si-ya= lupa).

Post a Comment for "Pertemanan yang Rapuh"