Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pesan Berdebu

Bukannya hendak menepis takdir
Kala debu menyepah, dalam karang yang beku.
Engkaukah kesatria gerantang itu?
Maka pandanglah langit dan laut yang tengah mengungu
Yang menyatu di horison bisu
Dua cermin yang tidak pernah menipu
-
Pun engkau  sudahlah tahu
Mengganggu bunga di kebun orang itu tidaklah elok laku
Memetiknya? mencuri namanya.
Kasihani  petani kecil yang susah payah menanam dan  merawatnya.
-
Jika bunga itu kini tak sesubur dulu, jangan salahkan dia
Hujan tak lagi dalam genggamannya.
Jika putik tak lagi menggembur, jangan abaikan kesungguhannya.
Irigasi, kali ini tidak  dalam kendalinya.
Jika daun tak lagi hijau menua, jangan tuding upaya jihadnya
Karena hanya air mata yang kini tersisa
Untuk menyiram setiap detik harapnya.
-
Tentang melati di bukit sebelah,
Diujung jangkau si bunga karang
Yang kau ganggu dalam gamang badai dan kabut yang menyaru
Antara hasad, dan fitnah yang kian berulah.
Bukanlah laku kesatria itu.
-
Sudikah kau dipanggil pencuri yang tak punya hati?

(Maleber  Dalam Cahaya Bulan Berbalut Kabut 3 Juni dinihari 2012)


http://tattyelmir.wordpress.com/2012/06/04/pesan-berdebu/

Post a Comment for "Pesan Berdebu "